|
- Dari
Redaksi
-
- Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Warta PPI
Gö. Edisi kali ini merupakan edisi perdana untuk kepengurusan
PPI Gö tahun 1999/2000.
-
- Dalam
edisi ini tercakup berita hangat yang dapat dikumpulkan redaksi
selama periode April-Juni 1999. Redaksi mohon maaf jika ada peristiwa
yang terlewatkan untuk disajikan. Merupakan tekad kita bersama
untuk dapat menerbitkan Warta PPI Gö secara periodik. Warta
berikutnya diharapkan terbit untuk periode Juli-September, Oktober-Desember
dan Januari-Maret 2000.
-
- Harapan
kami, warga PPI Gö turut aktif menyumbangkan tulisannya
untuk dimuat dalam Warta PPI Gö (is)
- Sepatah
kata dari Ketua PPI
Assalamualaikum
wr. wb.
- Rekan-rekan
yang budiman,
- Bahagia
rasanya dapat menjumpai Rekan-rekan melalui buletin ini. Semoga
Rekan sekalian senantiasa berada dalam keadaan sehat dan lancar
dalam menjalankan tugas di Göttingen ini.
-
- Terima
kasih kepada Rekan-rekan dari Bidang Informasi yang ditengah
kesibukan studinya masih dapat menyediakan waktu untuk menghidangkan
buletin ini ke tengah kita semua.
-
- Saya
berharap buletin ini dapat menjadi media untuk berkomunikasi,
berbagi informasi dan berinteraksi sehingga tali silaturahmi
dan kebersamaan di antara kita senantiasa terjalin erat. Semoga
keberadaan dan kebersamaan kita di Göttingen ini memberikan
kenangan yang indah dan tetap terjalin sekembalinya ke tanah
air.
- Akhir
kata, selamat membaca, dan ditunggu buah karya Rekan-rekan untuk
menyemarakkan edisi berikutnya.
-
- Wassalamualaikum
wr. wb.
- Arief
Arianto
Pada tanggal 28 April 1999,
bertempat di Kinder Keller ATW telah dilangsungkan pemilihan
ketua PPI Gö periode 1999/2000. Dengan terbentuknya kepengurusan
PPI Gö masa bakti 1999/2000, redaksi mengucapkan SELAMAT
BERKARYA dan kepada rekan Rinekso beserta pengurus lama kami
haturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
Susunan pengurus PPI Gö
Y2K selengkapnya:
Ketua : Arief Arianto (BPPT)
Sekertaris : Chester Gama Firmansjah (Privat)
Bendahara : Retno Iswarin Pujaningsih (Undip)
Bidang I IPTEK :
Muhammad Ikhsan Sulaeman* (Unsyah), Markus Bunga (Undana), Peter
Rihikale (Undana), Dodik Ridho Nurrochmat (IPB)
Bidang II Kesejahteraan, Kesenian:
Eka Intan Kumala Putri Dharmawan* (IPB)
Seksi Kebudayaan : Yohanna Retnaning Widyastuti Suharno (AIP,Jakarta)
Seksi Kesenian : Ronny Loppies (Unpatti)
Seksi kesejahteraan : Nurhayati (Unja), Jane Onibala (Unsrat)
Bidang III. O l a h r a g
a :
Ahmad Budiaman* (IPB)
Seksi Sepakbola : Ferdinand Risamasu (Uncen)
Seksi Bulutangkis : La Karimuna (Unhalu)
Seksi Tenis : Istanto (Dephutbun)
Seksi Tenis Meja : Hudaini Hasbi (Uni. Muhammadyah Jember)
Seksi Bola Voli : Andi Wijaya (Unsri)
Seksi Basket : Heri Ahmad Sukria (IPB)
Bidang IV. I n f o r m a s
i
Iskandar Zulkarnain Siregar* (IPB)
Humas dan Dokumentasi : Bambang Irawan (Unja)
Home Page dan Majalah : Israr Albar (Dephutbun), Vincent Repu
(Undana)
Perwakilan Keanggotaan
Pengajian : Luki Abdullah (IPB), Lilis Saktianingsih Surachman
PERKI : Rosa Widjojo (Unika Atmajaya, Yogyakarta)
Keluarga: Tiny S.Klein (Keluarga), Naomi Wiryosoemarto (Keluarga)
- Pojok
Seminar
- Pada
tanggal 7 Mei 1999, rekan Ir. Dedi Budiman Hakim, MSc meyampaikan
seminar yang berjudulkan "The Impacts of ASEAN Free Trade
Area (AFTA) on Agricultural Trade" (A General Equilibrium
Approach) bertempat di Tropenzentrum
-
- Seminar
Tamu oleh Prof. Bungaran Saragih (IPB) pada tanggal 24 Mei 1999
di gedung ERZ, Institüt für Rurale Entwicklung dengan
tema "Economic Crises : The Nature, The Cost and The Solutions"
-
- Prof.
Nur Pilihan (Unpad dan DRN) pada tanggal 28 Mei 1999 didaulat
untuk memberikan seminar dengan tema Pendanaan Riset di
Indonesia"
-
- Pada
hari Jumat, 11 Juni 1999 Bambang Ponco Priosuryanto, DVM, M.Sc.,
PhD. membawakan seminar dengan judul "Prior Diseases in
Human (Creutz Feldt-Jacob Diseases/CJD) and Cattle (Bovine Spongiform
/ Encetalophaty-BSE / Madcow) and Its Implication on Food Safety
and Public Health"
-
- Bertepatan
dengan Agrartag di Uni. Goettingen, PPI Gö menyelenggarakan
seminar yang berjudul Multiple Ovulation and Embryo Transfer
in Sheep and Goats (a tool for improving animal production)"
oleh rekan Dr. Ir. Suyadi, MSc pada hari Jumat, 18 Juni 1999.
-
-
- Opini
:
- Ich
kann nicht Deutsch sprechen !!
Tulisan ringan ini hanyalah
sekedar pengisi waktu bagi kita untuk sedikit merenungkan arti
dari kegunaan bahasa asing. Ketika saya hendak berangkat ke Göttingen
ini, sebagai seorang yang tidak mempunyai latar belakang mampu
berbahasa Jerman, maka yang saya ingat pertama adalah judul tulisan
ini. Dengan senjata tulisan tersebut saya berharap orang Jerman
lawan bicara saya akan mempergunakan bahasa Inggris. Satu dua
kali senjata yang saya persiapkan tersebut dapat digunakan dan
berjalan dengan baik dan lawan bicara saya selalu menggunakan
bahasa Inggris (khusus diluar institut tempat saya bekerja, karena
jika berbicara di institut, saya selalu menggunakan bahasa Inggris).
Kesulitan dengan senjata tersebut
mulai tampak saat saya berbelanja. Peristiwa ini terjadi saat
saya berjalan-jalan di kota dan karena saya berkeliling kota
dengan jalan kaki (waktu itu saya belum memiliki sepeda), menyusuri
semua jalan-jalan di kota/zentrum berbekal peta, mirip seperti
pramuka. Setelah hampir semua jalan saya lalui, tidak terasa
perut semakin keroncongan dan akhirnya saya singgah di kedai
McDonald. Sebenarnya pemesanan makanan sangat mudah karena menu
yang tersedia ada pada gambar-gambar disepan kasir maupun di
dinding. Karena saat itu sudah benar-benar lapar dan saya rasa
bahwa porsi kentang goreng yang tersedia untuk satu porsi menu
McDonald tidak cukup bagi saya, maka saya bermaksud menambah
pesanan satu porsi kentang goreng lagi. Disini masalah baru timbul
karena sang kasir tidak bisa berbahasa Inggris sementara saya
tidak bisa berbahasa Jerman. Setelah saya coba menjelaskan keinginan
saya bahwa saya ingin menambah pesanan satu porsi kentang goreng
saja, sang kasirpun mengagguk-angguk lalu ia berbicara kepada
saya dalam bahasa Jerman, dan karena saya juga tidak mengerti
apa yang ia katakan maka sayapun mengangguk saja dengan asumsi
bahwa apa yang saya maksudkan dapat ia pahami. Namun apa yang
terjadi, sang kasir salah mengerti bahwa saya dikira memesan
2 porsi komplit, dan pada saat pesanan saya siap, saya agak terkejut
karena saya mendapat 2 porsi komplit. Saya ingin menjelaskan
kembali pada sang kasir bahwa pesanan tersebut bukan yang saya
maksud, namun karena antrian di belakang saya cukup panjang,
sayapun merasa agak sungkan hingga dengan berat hati saya bayar
juga pesanan tersebut. Tentu saja karena sudah saya beli dan
saya bayar akhirnya sayapun berusaha untuk menghabiskan dua porsi
tersebut, hingga yang tadinya saya kelaparan sekarang menjadi
kekenyangan.
Hal di atas hanyalah contoh
kecil dari misunderstanding akibat bahasa yang tidak dapat dipahami
oleh kedua belah pihak. Lalu apa yang dapat kita petik dari pengalaman
tersebut. Paling tidak ada beberapa hal yang dapat kita ambil
dari contoh di atas. Pertama, seharusnya kesulitan-kesulitan
kecil seperti di atas tidak perlu terjadi jika kita bisa berbicara
dalam bahasa asing dimana kita tinggal (dalam hal ini Jerman),
sehingga kita bisa mengekspresikan apa yang kita inginkan. Kedua,
kesulitan-kesulitan kecil tersebut akan bertambah besar jika
kita kaitkan dengan study kita di sini, dimana menurut hemat
saya adalah satu tuntutan wajib jika kita belajar di suatu negara
asing maka kita harus bisa berbicara dalam bahasa tersebut. Terutama
untuk memahami literatur, diskusi dan hal-hal lain yang memang
menggunakan bahasa negara tersebut. Ketiga, dengan menguasai
bahasa Jerman, kita mempunyai nilai tambah terutama sebagai bekal
kita dalam menerapkan pengetahuan-pengetahuan yang telah kita
dapatkan di Jerman, tidak saja pengetahuan yang langsung berkaitan
dengan bidang kita masing-masing, tetapi juga pengetahuan umum
lainnya, termasuk kemampuan kita untuk mengungkapkan atau menyampaikan
hasil-hasil penelitian /pengetahuan kita kepada ilmuwan-ilmuwan
asing, khususnya ilmuwan asal Jerman, sehingga dengan demikian
dialog ilmiah dapat terjalin dengan baik. Keempat, mengembangkan
human relation dengan masyarakat Jerman pada umumnya, agar selain
kita mengetahui tentang negara mereka berikut budayanya, mereka
juga dapat mengetahui dengan benar dan tepat tentang negara dan
bangsa kita berikut segala macam aspek kehidupannya secara langsung.
Kultural relation ini hanya akan terjalin jika dikedua belah
pihak terdapat jembatan komunikasi yaitu bahasa yang dapat dimengerti
dan dipahami kedua belah pihak (dalam hal ini karena kita hidup
dan tinggal di Jerman, maka sudah selayaknya kita yang harus
mampu berbahasa Jerman). Kelima, dengan kemampuan berbahasa Jerman
yang baik, kita dapat menjalin kerjasama dengan pihak Jerman
(misalkan proyek penelitian) melalui komunikasi dan hubungan
yang akrab dengan dosen pembimbing atau dosen lainnya atau bahkan
dengan pihak-pihak lainnya seperti swasta, LSM dlsb). Hal ini
akan sangat berguna saat kita baru kembali ke tanah air dan masih
dalam taraf adaptasi lingkungan baru maupun untuk pengembangan
karier kita dikemudian hari. Keenam, dengan menguasai bahasa
Jerman, hal ini merupakan suatu kelebihan bagi kita yang juga
dapat kita gunakan sebagai bekal untuk mencari penghasilan tambahan
dengan cara antara lain memberikan kursus bahasa Jerman atau
menterjemahkan naskah-naskah berbahasa Jerman kedalam bahasa
Indonesia (sebagai contoh adalah penerjemahan buku-buku ceritera
anak-anak yang kian marak di Indonesia).
Dengan gambaran sedikit di
atas tadi, dapatlah kiranya kita pahami mengapa menguasai bahasa
asing selain bahasa Inggris tampaknya suatu yang penting kita
lakukan apalagi jika kita belajar di negara tersebut. Ini hanyalah
secuil pengalaman pribadi saya yang dapat saja berbeda dengan
anda, tetapi satu hal yang saya kira anda juga setuju adalah
bahwa belajar apa saja adalah suatu hal yang positif, termasuk
belajar bahasa asing. Dengan tulisan ini sayapun berharap senjata
yang dulu saya gunakan tidak akan saya pakai lagi karena kini
senjata saya sedikit lebih baik yaitu : Ich spreche nicht Deutsch
nur ein bisschen (?).
Bambang Pontjo Priosoeryanto
Peneliti Postdoctoral
pada Institut für Neuropathologie,
Georg-August-Universität-Göttingen.
- Info
Aktual
Beberapa Kronologis Kegiatan
PPI.
- Tanggal 28 April 1999, Pemilihan
Ketua PPI periode 1999/2000 berlangsung di Kinder Keller ATW.
Telah terpilih sebagai ketua Arief Arianto setelah mengalahkan
dengan telak kandidat lainnya Iskandar Siregar dan Eka Putri.
- Rapat pengurus PPI periode
1999/2000 dalam rangka menyusun program kegiatan PPI menuju Y2K
telah dilaksanakan di Tropenzentrum pada tanggal 7 Mei 1999.
- Berita duka dari Nusa Tenggara.
Telah kembali kepada Pencipta-Nya, Ibunda dari rekan kita Bapak
Vincentius Repu pada bulan Mei 1999 di Bajawa, Kabupaten Ngada,
NTT. Semoga Bapak Vincent Repu dan keluarga yang ditinggalkan
diberikan kekuatan dan keikhlasan untuk menghadapinya.
- Rombongan tamu dari Departemen
Kehutanan RI yang terdiri dari Kepala Badan Planologi Departemen
Kehutanan (Bpk Ir. Ii Rodjai, MSc dan Dr. Ir. Hadi Daryanto
M.Sc). Dilakukan acara temu muka dengan karyasiswa program S2
dan S3 Kehutanan di Gast Koch.
- Acara penglepasan doktor
baru, rekan Dr. Eddy Hartulistyoso, Dr. Suyadi dan Dr. Donna
Gultom dilakukan pada tanggal 20 Mei 1999, dengan acara khasnya
yaitu mencium patung Ganseliesel di depan Alte Rathaus. Sebagian
anggota PPI turut serta memeriahkan acara ini. Siapa menyusul
?.
- Acara silturahmi PPI yang
pertama telah dilakukan pada tanggal 29 Mei 1999 di samping lapangan
volley, Sportanlage Uni Göttingen. Dimotori oleh Sdr. Adam
Malik sebagai MC, dengan acara perkenalan, musik, permainan dan
olah raga, tak lupa acara diselingi dengan doa dan nyanyian
Indonesia Raya.
- Warga Göttingen dengan
hak pilih juga telah ikut serta dalam Pemilu 99. Acara
penjoblosan dilakukan via Pos.
- Rombongan tamu dari Perum
Perhutani berjumlah 7 orang dipimpin oleh Direktur Umumnya Ir.
Bambang Sardjito) telah tiba Göttingen pada tanggal 14 Juni
1999 dalam rangka studi banding pengelolaan hutan di Jerman.
Perlu diketahui saat ini ada 5 karyasiswa dari Perum Perhutani
yang sedang belajar S2 di Fakultas Kehutanan Universitas Göttingen.
- Telah lahir putera pertama
setelah 3 puteri dari Bapak Suyadi dengan nama Azis Abdurrohim
pada tanggal 3 April 1999, dan telah lahir pula puteri pertama
setelah 3 putera dari Bapak Ahmad Ibrahim. Dari bumi Magetan,
Jawa Timur, telah lahir dengan selamat putra pertama, anak kedua
dari Bapak Arief Sabdo Juwono (Goethe Inst.) pada tanggal 7 Juni
1999 dengan berat 3400 gr. Kel. Firdhon Syefral (Lies Bahunta)
telah dikaruniai (lagi) seorang putra yang lahir pada tanggal
20 Juni 1999 dengan selamat (melalui operasi Sectio). Semoga
Bapak Suyadi, Ibrahim, Firdhon dan Arief beserta keluarga diberikan
kekuatan untuk membesarkannya menjadi anak yang shaleh dan senantiasa
membahagiakan orang tuanya.
- Pada tanggal 22 Juni 1999,
rombongan tamu dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan RI yang
terdiri dari Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan
Sosial Departemen Kehutanan (Bpk Ir. Harsono), Kepala Biro Perencanaan
Dephutbun (Bp. Ir. Adjat Sudrajat, MSc), Kepala kantor Wilayah
Dephutbun Kalimantan Barat serta Bupati Sanggau, Kalimantan Barat
mengunjungi Göttingen dalam rangka kerjasama dengan GTZ.
Dilakukan acara temu muka dengan karyasiswa program S2 dan S3
Kehutanan di Hotel Gerhard
- Ragam
Informasi telepon murah ke
Indonesia lewat site http://www.billiger-telefonieren.de. Hingga saat ini, berdasarkan pengamatan
redaksi, untuk menelpon ke Indonesia, anda dapat dial 01078-0062-xxxx
(kode wilayah)-xxxxxxx(no telpon tujuan). Sebagai bahan perbandingan,
jika anda menelpon langsung dengan kode akses 0062-xxxx-maka
untuk setiap menit beban biaya percakapan adalah 3.12 DM, namun
dengan menggunakan kode akses di atas, maka untuk biaya percakapan
per menit adalah 0.82 DM! |