Perhimpunan Pelajar Indonesia di Goettingen
Indonesian Student Union-Göttingen-Germany
Vereinigung indonesischer Studenten in Deutschland e.V Zweigstelle Göttingen

Edisi 1 | Edisi 2 | Edisi 3 | Edisi 4 | Edisi 5 | Edisi 07/2002 | Edisi 05/2002
Edisi 2: Juni 1998 Warta PPI

Dari Redaksi
 
Setelah sekian lama mandeg, akhirnya kembali redaksi Warta PPI Göttingen menghadirkan informasi hangat dan aktual ke hadapan para warga. Puji syukur ke hadhirat Tuhan semesta alam atas terbitnya edisi perdana tahun 1998 ini. Pada edisi ini tidak banyak yang berubah dari terbitan sebelumnya, kecuali penyederhanaan di sana-sini. Dalam bulan-bulan terakhir ini sangat sarat berita yang berhasil diliput oleh tim redaksi. Pesta demokrasi warga Göttingen untuk memilih ketua PPI, suksesnya dua orang warga dalam menyelesaikan program Ph.D.nya, dan kelahiran warga baru merupakan berita hangat pada edisi ini. Berita seputar kegiatan PPI tentu saja turut mewarnai penampilan perdana ini. Dengan terbitnya edisi ini redaksi mengundang para pembaca untuk turut aktif menyumbangkan naskah (ilmiah, semi ilmiah maupun tidak ilmiah sama sekali), baik berupa hasil temuan, konsep, pengalaman, resep masakan maupun lelucon lain. Akhirnya dari meja redaksi disampaikan selamat menikmati …. (is)

Tilik Sambang
Pertengan bulan April, hadir di tengah-tengah kita seorang guru besar dari Indonesia (UNIBRAW): Prof. Soekartawi. Selain dosen di Unibraw Malang, pria bertubuh ‘kekar’ ini juga menjabat sebagai deputi direktur SEAMEO-SEARCA berkedudukan di Philipina. Di luar tugasnya memberikan kuliah pada program Magister Management of Agribusiness (MMA), profesor yang suka goyon itu juga menyempatkan mengisi kegiatan seminar kerjasama PPI dengan ISC (the Indonesian Study Club) pada tanggal 17 April 1998 bertempat di Institut für Rurale Entwicklung, Walweg 26. Seperti biasa, seminar yang padat informasi itu disampaikannya secara jelas dan penuh humor, sehingga membuat hadirin nggak sempat ngantuk.
 
Masih di bulan April, ketika hadir di Göttingen seorang profesor dari IPB. Beliau adalah Prof. Aman Wirakarta Kusumah, Pembantu Rektor I IPB. Seperti juga Prof. Soekartawi, Pak Aman juga menyempatkan diri mengisi seminar serupa dengan topik krisis pangan di Indonesia pada tanggal 30 April 1998. Seminar ini membahas kondisi krisis pangan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia berikut langkah strategis penanggulangannya. Selain di Göttingen, beliau juga menyampaikan seminar dengan materi serupa di Kedutaan Besar RI di Bonn
 
Awal Mei, crew SCTV dan RCTI mengunjungi kota kita tercinta untuk meliput kegiatan-kegiatan mahasiswa Indonesia. Acara ini berlangsung di gedung Rektorat, Wilhelmsplatz 1. Malamnya dilanjutkan dengan malam Indonesia yang menampilkan sejumlah atraksi seni dari rekan-rekan mahasiswa Indonesia yang dimotori oleh Ronni dkk. Kita pun dangdutan bersama sejumlah profesor dan tamu (Jerman). Acara ini juga diliput oleh reporter koran lokal "Göttinger Tageblatt" dan dimuat pada terbitan hari Kamis, 14 Mei 1998.

Pojok Seminar
Walaupun belakangan kegiatan seminar ini agak lesu (terkena dampak krismon kalired.), rekan Dedi Budiman Hakim akhirnya terpilih sebagai seminaris dalam acara liputan RCTI-SCTV. Rekan Dedy mempresentasikan gambaran umum tentang hubungan dagang ASEAN dan Uni Eropa. Seminarnya kali itu agak istimewa, karena dilaksanakan di Foyer Internationale Begegnung (Burgstraße 51) dan disorot oleh dua stasiun TV (SCTV dan RCTI). Seminar yang dilaksanakan pada tanggal 6 Mei tersebut juga dihadiri oleh sejumlah penggede Tropenzentrum. Tidak kurang dari Direktur AAA sendiri (Frau Dr. Sabine Loreck) dan ATDIKBUD kita (Dr. Gatot H. Priowirjanto) turut berperan serta.
 
Hari Jum’at, 12 Juni 1998 bertempat di Tropenzentrum, Herrn Dr. Johannes Gentur Pramana Sutapa menyajikan materi tentang Kayu Sebagai Bahan Baku. Seminar kali inipun cukup istimewa, dilengkapi dengan hidangan kecil. Tidak kurang dari 17 orang peserta memadati ruang seminar. Seminar yang sangat menarik ini merupakan seminar "perpisahan" bagi Dr. Gentur, karena akhir bulan ini beliau akan kembali ke tanah air. Selamat Herr Doktor!!
 
Lintas Peristiwa
 
Awal April lalu ditandai dengan kedatangan sahabat baru dari Indonesia sebanyak 14 orang. Mereka sedang menempuh studi di Institut für Goethe eh maksudnya Goethe Institut. Redaksi mengucapkan HERZLICH WILLKOMEN dan selamat bergabung dengan warga Göttingen.
 
Tanggal 23 April, rekan kita Johannes Gentur P. Sutapa berhasil mempertahankan dissertasinya dan berhak menyandang gelar doktor dari Institut für Forstbenutzung Fakultas Kehutanan dan Ekologi Hutan. Wisuda yang ditandai dengan mencium sang putri penjual angsa di depan Rathaus lama (maksudnya Gansellise) itu berlangsung sangat meriah. Segenap staf redaksi menyampaikan SELAMAT kepada Herrn Doktor Gentur. Semoga ilmu yang diperoleh sangat bermanfaat untuk bangsa dan negara kita tercinta.
 
Sebulan setelah Dr. Gentur, menyusul rekan kita Candra Fajri Ananda berhasil menyelesaikan program doktornya pada Institut für Rurale Entwicklung Fakultas Pertanian. Untuk Herrn Doktor Candra, redaksi juga menyampaikan SELAMAT, semoga ilmu yang diperoleh segera diterapkan untuk menang-gulangi situasi krisis di Indonesia. Tanggal 2 Juni yang lalu Dr. Candra telah pulang ke Indonesia, tetapi pertengahan Juli nanti datang kembali ke Göttingen untuk memberikan presentasi
 
Sejak bulan Maret lalu, Göttingen ‘kebanjiran’ warga baru. Tidak kurang dari lima keluarga warga PPI Göttingen dikaruniai masing-masing seorang bayi mungil. Tanggal 7 Maret 1998, tepat pukul 13.53 adalah saat paling bahagia bagi pasangan Arief Arianto dan Waode (Inan) Hamsinah Bolu karena telah lahir putri pertamanya. Purti kesayangannya itu diberi nama, Malika Bestari Arianto Hidayat. Di Indonesia, pada tanggal 28 Maret 1998 juga telah lahir dengan selamat putra kedua dari Keluarga Istanto. Bayi itu diberi nama Reyhan Nabila. Disusul tanggal 9 Mei 1998 telah lahir putra pertama dari pasangan Despal dan Rudy Affan. Bayi mungil itu diberi nama Insan Mujahid Adnan. Menyusul Keluarga Ruddy dan Arief adalah Keluarga Edy Hartulis yang sangat berbahagia dengan putri ketiganya, yaitu tanggal 16 Mei 1998. Putri mungil ketiganya ini diberi nama Halimah Azzahra. Belum lama berselang, Keluarga Suharno juga menikmati kebahagian serupa dengan kehadiran putri keduanya pada tanggal 28 Mei 1998. Putri mungil itu diberi nama Georgiana Sekar Serani. Atas kebahagiaan mereka semua, Redaksi juga turut berbahagia sekaligus mengucapkan SELAMAT atas kelahirannya disertai doa semoga menjadi anak-anak bangsa yang soleh, berbakti kepada orang tua dan berguna bagi bangsa dan negara
 
Segera menyusul dalam untaian peristiwa "kelahiran" ini adalah Rina Mutiara (istri rekan Benny Mutiara) dan Ika (istri rekan Candra F. Ananda, di Indonesia) yang diperkirakan akhir Juli, dan rekan Leti Sundawati (isteri dari rekan Andy A. Zaelany) pada bulan September. Selanjutnya rekan July Tarigan (istri rekan Jongkers Tampubolon) rekan Ninik Prastiwi Ganeswati (istri rekan Hari Priyanto), dan Siska (isteri rekan Didik Budi Purwanto) juga akan menyusul. Masih ada yang terlewat ??? bitte melden Sie sich an !! he..he
 
Baru datang kembali rekan kita Margaretha Pangau dari Indonesia. Dia adalah alumni program bahasa Inggeris angkatan ke-3 dari Fakultas Pertanian.
 
Berita Duka. Telah kembali kehadhirat Tuhan Yang Maha Kuasa ayahanda rekan Eta (Margareta Pangau) pada tanggal 11 Juni 1998. Redaksi turut belasungkawa dan mendoakan semoga arwahnya diterima di sisi-Nya dan kepada rekan Eta, semoga tabah menghadapi cobaan hidup ini.
 
Pada tanggal 26 Mei 1998, rekan Adam Malik yang juga mantan orang nomor satu PPI Göttingen, telah berangkat ke Indonesia untuk melaksanakan penelitian lapangan. Pengumpulan data ini dilakukan di Sulawesi Tengah (Palu), dimana dia tinggal dan bekerja. Redaksi mengucapkan selamat penelitian semoga kesuksesan selalu menyertai rekan Adam.
 

Waktu dan Tepat Waktu
Oleh: Irfan

Dibandingkan dengan orang asing, masyarakat Jerman terkenal dengan ketepatan waktunya. El Hajaj menggambarkannya dengan die Deutschen sind pünktlich wie die Eisenbahn. Mungkin ada orang Indonesia yang tidak mengerti kalimat ini, bukan karena mereka tidak mampu memahami maknanya, tetapi karena tidak tahu artinya. Karena itu dicobalah untuk diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, yang berarti „orang Jerman tepat waktu seperti kereta api". Walaupun demikian tetap saja diantara kita ada yang sulit memahami kalimat ini, karena adanya kenyataan bahwa kereta api di Indonesia bahkan sering kali terlambat.

Ketepatan waktu dalam gambaran di atas menurut El Hajaj karena kereta hanya mengenal satu rel saja. Jalannya lurus terus, tidak pernah berliku-liku dan tidak pernah melihat kiri kanan. Berbeda dengan orang asing yang kalau berjalan banyak hambatan-nya. Setiap bertemu kawan paling tidak harus berhenti sebentar, baik untuk sekedar bertegur sapa ataupun berbicara singkat atau bahkan berbicara dengan hangatnya sampai-sampai lupa dengan tujuan perjalanannya. Sebaliknya sebagian orang Jerman malah terpana ketika melihat kebiasaan orang Indonesia yang setelah berpamitan kembali ngobrol, pamitan dan ngobrol lagi, dan akhirnya setelah mungkin lebih dari lima kali bersalaman baru bisa pamitan benaran.

Karena kebiasaan orang Jerman yang tepat waktu, maka alasan-alasan seperti jalanan macet, ketinggalan bis, mobil mogok, ban sepeda pecah, ketiduran, dll semuanya tidak dapat dipergunakan untuk melegalisasi keterlambatan seseorang. "Die Zeit ist Geld" (waktu adalah uang), begitulah kata mereka. Karena itu misalnya menolak ajakan/ tawaran/permintaan seseorang dengan alasan tidak ada waktu adalah sangat wajar bila dibandingkan dengan alasan-alasan lainnya. Tentunya supaya lebih sopan sebelum menolak harus disertai dengan ungkapan penyesalan seperti „Tut mir so leid" atau bahkan „Tut mir wirklich so...so...so...leid". Pengulangan kata-kata „so" dalam kalimat tersebut bisa diperbanyak lagi tergantung kepada tingkat penyesalan dan juga tergantung kepada siapa lawan bicaranya. Tindakan seperti ini jauh lebih baik dari pada hanya berkata „ja..ja" atau „vielleich" (barangkali) atau bertindak „mengangguk-anggukkan kepala" karena merasa tidak enak untuk mengatakan tidak bisa (tidak berani menolak), namun pada saat dibutuhkan ternyata diam-diam menghilang ataupun tidak datang.

Selain tepat waktu, orang Jerman juga sangat menghargai waktu. Lihat saja bagaimana cara mereka berjalan: begitu cepat!. Namun kalau semuanya benar demikian (kalau memang benar mereka melakukannya karena sangat menghargai waktu) kenapa malah waktu Urlaub (cuti/berlibur) mereka begitu panjang, yaitu bisa-bisa mencapai enam minggu kerja dalam setahun? Tidak aneh..., saya sendiri juga lebih suka melakukan Urlaub dari pada memikirkan jawaban pertanyaan ini.

(Rekan Irfan adalah dosen pada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh; beliau sedang menyelesaikan program Ph.D. nya pada Institut für Agrarchemie, Abteilung Produkt-qualität, Uni Göttingen)

Seiring dengan genderang reformasi di Indonesia, di Göttingen juga tengah dilakukan pergantian pucuk pimpinan PPI. Tapi tentu saja alasan pergantiannya bukan karena ketidakpuasan warga terhadap pimpinan PPI, melainkan karena sang ketua lama, rekan Adam Malik, segera kembali ke Indonesia untuk melakukan penelitian.

Pesta demokrasi itu dilakukan hari Kamis, 20 Mei 1998, berbarengan dengan hari kebangkitan nasional Indonesia, sekaligus berbarengan juga dengan turunnya presiden kita Soeharto. Tapi lagi-lagi PPI tidak identik dengan Indonesia. Jadi ya… just coincident!! atau Zufall!! alias kebetulan saja watunya bareng!!

Diiringi gerimis dan dipayungi mendung, hari itu telah dilakukan pemilihan ketua PPI baru. Terpilih sebagai ketua baru menggantikan rekan Adam Malik adalah rekan Rinekso Soekmadi, yang pada kepengurusan sebelumnya sebagai wakil ketua.

Resep 1: Ayam Goreng Praktis

Bahan:

  • Chicken wings (atau bagian mana saja, yg penting motongnya jangan gede2)
  • Cuka + air hangat
  • Jeruk nipis
  • Kunyit bubuk (seujung sendok teh)
  • Garam secukupnya 

Cara memasak:

Rendam ayam di dalam bahan-bahan tsb di atas 1-2 jam. (mau overnight juga boleh, sampe ayamnya keriput..) (Besok paginya..) goreng ayam yg sudah direndam tadi dalam minyak yang panas. (nggorengnya kalo lagi sepi2 aja, otherwise cepet abis, digado-in… ) Hidangkan dgn nasi panas + sambal Bangkok... ummmm...
dari Mitha (pramitha@chml.ubc.ca)
sumber: isnet.org

Resep 2: Soto Betawi

Bahan: bumbu dihaluskan:

  • 0.5 kg daging sapi/ayam 5 butir bawang merah
  • 1 lembar daun salam 3 siung bawang putih
  • 1 batang serai dimemarkan 2 butir kemiri
  • 1 cm lengkuas dimemarkan .5 cm jahe
  • minyak goreng sedikit merica halus
  • 400 c santan garam
  • emping goreng
  • 1 sendok makan bawang goreng
  • 2 batang daun bawang, diiris
  • 1 batang daun seledri, diiris
Cara membuat:
Rebus daging bersama-sama dengan salam, serai dan lengkuas. Sesudah empuk, pisahkan kaldunya sebanyak 0,5 liter. Angkat daging dan potong-potong (gede-gede juga boleh kalo mau). Tumis bumbu yg sudah dihaluskan dgn minyak sampai harum, dan masukkan kaldunya. Tambahkan santan dan masak sampai mendidih, kemudian diaduk-aduk supaya santan tidak pecah. Taruh daging dan siram dgn kuah soto. Taburkan emping, bawang goreng dan daun seledri di atasnya.
dari : Lail
sumber: isnet.org

Resep 3: Jeruk isi eskrim (Jeskrim)

Bahan:
  • 4 buah jeruk sunkist
  • 200 gr es krim vanilli (bisa diganti sesuai dengan selera dan dana yang tersedia)
  • 125 cc orange juice
  • 2 sendok makan rhum (kalau suka)

Cara membuat:

Sangat gampang... Potong bagian atas jeruk , sebagai tutup. Dengan menggunakan sendok, keluarkan daging buahnya.Setelah itu cincang daging buahnya, lalu campurkan dengan bahan yang lainnya. Setelah itu, masukan campuran tsb kedalam rongga jeruk tadi. Dan tutup dengan potongan kulit jeruk tadi. Bungkus dengan 'alluminium foil' rapat-rapat dan masukan kedalam freezer. Setelah beku, Jeskrim siap dihidangkan.
Tuh, kan gampang....yang penting punya kulkas.

dari Aa (tamami@novia.net)
sumber: isnet.org


Home | Profil | Kota Göttingen | Kegiatan | Kabar-kabari | Album Foto | Warta PPI | Milis PPI | Links
Sekretariat PPI-Goettingen
c/o. Rudi Afnan
Rosenbachweg 10/Whg.1, 37075 Goettingen
Tel./Fax.: 0049.551.2053237
ppi_goettingen@yahoo.de
URL:
https://ppi-goettingen.tripod.com/main.html

Kontak Webmaster